11 Juni 2012

Cara Belajar Filsafat Administrasi | Pengertian Filsafat dan Administrasi

Kali ini saya akan mencoba berbagi ilmu dalam topik Cara Belajar Filsafat Administrasi, simak untuk lebih lanjut dalam pembahasan kali ini. Filsafat administrasi merupakan penggabungan dari dua fenomena penting dalam kehidupan manusia, yaitu pengertian filsafat dan pengertian administrasi. Filsafat merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Arab, yang juga berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien: cinta dan sophia: kebijaksanaan. Jadi, filsafat memiliki arti cinta kebijaksanaan.

Administrasi berasal dari bahasa Latin: Ad = intensif dan ministrate = melayani, membantu, memenuhi. Jadi, administrasi adalah kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan. Filsafat administrasi bisa diartikan sebagai rangkaian aktivitas pemikiran reflektif yang berusaha menentukan segi-segi metafisik, epistemologis, metodologis, logis, etis, dan estetis dari kegiatan administrasi.

Sebuah Ilustrasi

Seorang anak muda mantan pecandu narkoba sedang berzikir Al Ma’ tsurat bersama gurunya. Sang guru adalah mentor aktivis Islam yang sudah soleh sejak lahir. Ketika sedang khusuk berzikir tiba-tiba terdengar teriakan. Ternyata suara tersebut berasal dari atas pohon. Ada seorang wanita muda yang cantik sedang dikejar oleh seekor anjing, dan untuk menyelamatkan dirinya, maka ia naik ke atas pohon. Ustadz muda tersebut langsung terbangun dari zikir khusuknya dan mengusir anjing yang mengejar wanita tersebut, Sesaat kemudian ia telah menggendong wanita muda cantik itu untuk menurunkannya dari atas pohon. Setelah wanita tersebut pergi melanjutkan perjalanan, ustadz muda tadi kembali melanjutkan zikirnya.

Namun, baru sesaat ia tenggelam dalam zikir, sang guru menegurnya dan berkata “Tidak sepantasnya engkau meninggalkan zikir hanya untuk menggendong wanita muda yang cantik itu!” Ustadz muda tadi menjawab “Wahai guru, mengapa engkau masih memikirkan sesuatu yang justru sudah saya lupakan?”

Hikmah

Cuplikan kisah di atas bisa terjadi di mana saja, dan oleh siapa saja. Inti dari cerita tersebut adalah kekuatan berpikir. Banyak orang yang merasa lebih berilmu dan lebih banyak tahu, namun memiliki kemampuan berpikir yang sempit. Sesungguhnya kemampuan berpikir yang luas dapat menyederhanakan masalah tanpa tendensi apa pun sehingga permasalahan terselesaikan dengan lugas dan tuntas. Justru sebaliknya, orang yang berpikiran sempit selalu lamban beraksi karena selalu berkutat pada “siapa orangnya” bukan “bagaimana cara menyelesaikannya”.

Tidak mudah memang menjadi orang yang berpikiran luas, karena dibutuhkan perspektif berpikir multidimensi. Kemampuan tersebut didapatkan dari pengalaman hidup yang penuh warna, telah mencoba banyak hal, telah menceburkan diri dalam berbagai pemikiran dan mampu menarik benang merah dari semua peristiwa yang telah dilaluinya. Namun kebaikan yang disampaikannya akan terasa lentur, universal, dan ramah. Kesemuanya itu mampu menjadikan dirinya seperti prisma segi banyak, yang dapat melihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Prisma juga memiliki kemampuan menguraikan warna putih menjadi aneka warna. Putih tidak lagi sekadar putih, tetapi bisa dilihat sebagai merah, hijau, biru, kuning dan sebagainya. Sehingga hidup terasa lebih indah dan mempesona.

Bandingkan dengan orang yang berpikiran sempit, ibarat cermin datar yang hanya mampu melihat kebaikan dari satu sisi, dan menilai dari orang dari perspektif berpikirnya sendiri. Kebaikan yang disampaikan oleh orang seperti ini akan terasa hambar, serba kikuk dan garang.

Dalam melakukan kegiatan administrasi, sangat dibutuhkan cara memandang, berpikir, dan mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang yang berbeda ala filsafat seperti ilustrasi di atas.

Orang bicara cinta
Atas nama Tuhannya
Sambil menyiksa, membunuh berdasarkan
Keyakinan mereka......
(Cinta-Kantata Takwa)

Semoga bermanfa'at dan terimakasih. . . .

1 komentar:

Terimakasih Anda Sudah Meninggalkan Komentar . . . *_*